Siapa bilang passive income hanya bisa didapatkan oleh masyarakat di kota besar? Peluang untuk mendapatkan passive income di desa juga sama besarnya kok dengan wilayah perkotaan. Asalkan ada tekad, kerja keras, dan komitmen, kamu pun bisa memperoleh penghasilan pasif di desa bahkan dengan modal kecil dan pastinya halal.
Lantas, sumber passive income-nya dari mana? Ada banyak kok, beberapa di antaranya akan dibahas melalui artikel di bawah ini!
6 Sumber Passive Income di Desa
Bagi kamu yang tinggal di pedesaan dan merasa pesimis dalam mendapatkan passive income, jangan jadikan itu sebagai alasan, ya. Bukan tinggal di desa yang jadi penghalangnya.
Justru dengan tinggal di desa yang lebih terbatas, harusnya bisa menjadi pemicu buat kamu untuk jadi lebih kreatif dalam memanfaatkan sumber daya di sekitar menjadi ladang cuan. Kalau kamu masih bingung harus mulai dari mana, barangkali beberapa contoh sumber passive income di desa ini bisa jadi referensi kamu:
1. Membuat Blog
Cara yang bagus untuk mendapatkan passive income di desa dengan modal kecil adalah dengan membuat blog. Untuk membangun blog pada awalnya memang akan banyak menyita waktu dan pikiran kita. Namun, sekalinya blog kamu menghasilkan cuan, maka bisa jadi ladang cuan yang besar di masa depan.
- Pertama, pilih niche blog yang kamu sukai, sebagai inspirasi menulis.
- Pilih web hosting dan beli domain yang akan menjadi identitas blog kamu. Harga domain untuk blog bervariasi, mulai dari Rp20.000,00 – Rp300.000,00 per tahun dengan biaya sewa web hosting rata-rata Rp15.000,00 – Rp720.000,00 per bulan.
- Daftarkan nama domain yang unik dan belum pernah ada yang memakainya.
- Instal platform pengelolaan blog.
- Tulis konten yang berkualitas.
- Promosikan, bisa lewat medsos atau diindeks menggunakan Google Search Console.
- Hasilkan cuan, bisa dengan mendaftarkan blog kamu ke Google Adsense untuk memperoleh uang melalui pemasangan iklan, menjual produk atau layanan, mengikuti lomba blog, membuat program afiliasi, atau bahkan menjadi brand ambassador.
- Dari Google Adsense saja kamu bisa memperoleh passive income mulai dari Rp5.000.000,00 – Rp10.000.000,00 per bulan, tergantung jumlah visitors blog kamu, ya. Belum lagi kalau kamu juga membuat program afiliasi, menjual jasa, dll, pasti cuan yang didapat juga semakin banyak.
- Kalau mau memulainya secara gratis, bisa banget pakai Blogspot, Wix, atau WordPress, ya.
2. Passive Income dengan Menjadi Video Content Creator di YouTube
YouTube telah menjadi platform populer untuk menghasilkan passive income halal. Nggak heran kalau sekarang ini banyak sekali orang yang berbondong-bondong mencari penghasilan di YouTube. Dan peluang ini nggak hanya terbuka buat masyarakat urban saja, tapi juga menjadi kesempatan besar bagi masyarakat desa, loh.
Ada banyak kehidupan atau kegiatan di desa yang bisa banget dijadikan sebagai ide konten YouTube yang menarik, misalnya:
- Keindahan alam
- Keunikan budaya lokal
- Kuliner khas
- Tempat wisata
- Cara membuat alat-alat kreatif
- Daily life di pedesaan
- Konten komedi desa
- Memancing, beternak, berkebun, atau aktivitas menyenangkan lain di desa
- Dokumentasi permainan tradisional masa kecil
Penghasilan dari YouTube ini sangat lumayan, loh. Kalau kamu berhasil mengumpulkan 1.000 subscriber, kamu bisa memperoleh penghasilan Rp500.000,00 – Rp1.000.000,00 per bulan. Tinggal kamu kalikan deh, kalau misalnya sudah berhasil terkumpul 10.000, 100.000, atau bahkan 1 juta subscriber, berapa tuh cuannya?
3. Membuat Produk Olahan
Sumber passive income di desa lainnya yang bisa dilakukan dengan modal kecil dan 100% halal adalah membuat produk olahan. Apalagi kalau kamu tinggal di desa dengan potensi pertanian, perkebunan, peternakan, atau perikanan, mengolah hasil panen bernilai tambah bisa menjadi sumber passive income yang menjanjikan.
Misalnya, mengolah buah-buahan dan sayuran menjadi keripik, jus, atau kue siap santap, mengolah kayu atau batok kelapa menjadi briket arang, membuat produk kerajinan tangan dari bahan alami, dan lain sebagainya.
Contohlah sosok Dewi Harlasyanti, mantan buruh pabrik di Bekasi yang justru menemukan ladang cuan lebih besar saat pulang kampung. Justru dengan tinggal di desa, ia melihat peluang bahwa limbah sabut kelapa yang selama ini dibuang percuma, bisa jadi cuan hingga ratusan juta bila diekspor ke negara lain. Menarik, kan?
4. Mengadakan Kursus atau Pelatihan
Kalau kamu punya bakat atau hobi seperti memasak, menjahit, membuat handmade, menyetir, berenang, skill programming, service komputer, atau yang lainnya, coba deh buka kursus atau pelatihan. Kamu bisa tawarkan skill dan pengetahuan kamu ke komunitas desa atau pelaku UMKM di desa.
Biaya untuk membuka kursus atau pelatihan bervariasi, tergantung jenisnya, ya. Misalnya, kalau kamu ingin membuka kursus menjahit atau service komputer, biasanya butuh modal yang relatif besar, karena peralatan yang disiapkan pun nggak sedikit.
Tapi, beda halnya jika kamu membuka pelatihan memasak untuk ibu-ibu PKK, les privat untuk anak-anak, atau digital marketing untuk untuk pelaku UMKM di desa, modalnya relatif lebih terjangkau. Kamu bisa meminta audiens untuk membawa peralatan milik mereka sendiri di rumah dan kamu yang mendemonstrasikan caranya.
Selain membuka kursus offline, kamu juga bisa untuk membuka pelatihan secara online untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Kalau untuk penghasilannya sangat bervariasi ya, sekali lagi tergantung dari jenis kursus kamu.
Sebagai contoh, penghasilan dari kursus mata pelajaran atau bimbel di desa biasanya berkisar antara Rp3.000.000,00 – Rp6.000.000 per bulan per 30 anak. Atau misalnya kamu membuka kursus digital marketing, biaya rata-rata per programnya bisa mencapai Rp10.000.000,00 loh. Lumayan banget, kan?
5. Investasi Saham atau Reksadana di Desa
Saham atau reksadana nggak cuma bisa dibeli oleh orang-orang di kota saja, kamu yang tinggal di pedesaan juga bisa membeli saham atau reksadana secara online. Meskipun investasi saham dan reksadana identik dengan risiko pasar, tetapi dengan strategi yang tepat, ini bisa menjadi sumber passive income modal kecil di desa yang menjanjikan.
Kamu bisa memulai dengan modal kecil, yakni Rp100.000,00 – Rp1.000.000,00 saja, kemudian secara konsisten menambah investasi seiring berjalannya waktu.
6. Menjual Foto dari Smartphone
Buat kamu yang hobi fotografi, menjual koleksi foto kamu di internet bisa jadi sumber passive income di desa yang bisa kamu mulai dengan modal kecil dan pastinya halal.
Jangan khawatir kalau kamu belum punya perlengkapan yang mumpuni, kamu juga bisa mendapatkan hasil jepretan bagus dan bernilai jual hanya dengan bermodalkan smartphone, kok. Pelajari beberapa teknik pengambilan gambar seperti angle, pencahayaan, fokus, dll, lalu jual foto tersebut ke internet.
Beberapa platform yang bisa kamu gunakan, antara lain ada Shutterstock, EyeEm, Getty Image, atau Dreamstime. Jangan pesimis kalau awal-awal lakunya hanya receh ya, teruslah tekuni bidang ini, karena foto kamu berpeluang laku mulai dari Rp300.000,00 – Rp1.000.000 per foto.
Yuk, Gali Potensi Passive Income di Desa!
Itulah beberapa sumber atau ide passive income di desa yang bisa kamu tekuni mulai dari sekarang, karena hanya butuh modal kecil dan so pasti halal. Sesuaikan aktivitas tersebut dengan minat, skill, dan modal yang kamu miliki, agar usaha kamu membuahkan hasil optimal. Adakah daftar di atas yang sesuai dengan passion kamu?