Apakah tanamanmu tumbuh tidak normal atau hasilnya kurang maksimal? Bisa jadi, tanaman yang kamu budidayakan terserang hama dan penyakit tertentu. Kamu perlu mengatasi serangan tersebut dengan menggunakan fungisida. Setiap jenis fungisida mempunyai fungsinya sendiri. Kamu harus tahu perbedaan Amistartop dan Filia.
Kedua jenis fungisida ini adalah antijamur yang paling populer di kalangan petani. Penggunaan fungisida ternyata cukup efektif dalam mencegah hingga mengatasi serangan jamur penyebab penyakit. Lantas, mana fungisida yang paling bagus? Simak perbedaan dari dua jenis fungisida dalam artikel ini!
Apa Itu Fungisida?
Fungisida merupakan jenis pestisida yang secara spesifik mampu mengendalikan pertumbuhan cendawan penyebab penyakit pada tanaman. Fungisida berperan penting dalam menghambat serangan penyakit yang bisa merusak tanaman hingga menurunkan hasil panen.
Berdasarkan cara kerjanya, fungisida dibedakan menjadi dua jenis, yaitu fungisida kontak dan sistemik. Fungisida kontak hanya bekerja pada bagian yang disemprotkan saja. Sedangkan fungisida sistemik disemprotkan ke seluruh bagian tanaman. Contoh jenis fungisida sistemik adalah Amistartop dan Filia.
Perbedaan Amistartop dan Filia
Ada beberapa perbedaan antara Amistartop dan Filia yang ditinjau dari berbagai aspek, seperti komposisi dan cara kerjanya. Simak perbedaannya di bawah ini!
1. Kandungan Bahan Aktif
Kedua jenis fungisida ini mempunyai kandungan bahan aktif yang berbeda untuk mengatasi jamur penyebab penyakit pada tanaman yang berbeda pula. Berikut kandungannya:
a. Amistartop
Fungisida Amistartop mengandung dua bahan aktif, yaitu Difenokonazol 125 g/l dan Azoksistrobin 200 g/l. Selain itu, Amistartop juga mengandung Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) untuk meningkatkan pertumbuhan dan kualitas hasil panen.
b. Filia 525 SE
Fungisida Filia mengandung dua bahan aktif, yaitu Propikonazol 125 g/l dan Trisiklazol 400 g/l. Kombinasi dari dua bahan aktif ini mampu mengatasi serangan penyebab penyakit blas pada tanaman, terutama tanaman padi.
Propikonazol berfungsi untuk mengaktifkan sistem pertahanan tanaman terhadap penyakit dengan mengubah hubungan tanaman dan patogen, agar menguntungkan. Bahan aktif ini mampu mengaktifkan enzim phenylalanine ammonia-lyase, peroksidase, dan polyphenol oksidase untuk pertahanan dari serangan jamur.
Trisiklazol berfungsi untuk mengendalikan jamur penyebab penyakit blas padi secara sistemik. Bahan aktif ini mampu menghambat perkembangan spora pada jamur tersebut. Selain itu, ada efek tambahan berupa batang yang lebih kokoh dan lebih hijau.
2. Aplikasi Produk
Perbedaan Amistartop dan Filia juga terlihat dari cara pengaplikasian produknya. Berikut ini beberapa cara kerja fungisida berdasarkan jenis tanaman, penyakit, dosis, dan cara penyemprotannya:
a. Amistartop
Amistartop bisa mengatasi serangan penyakit busuk batang (Helminthosporium sigmoideum), penyakit blas (Pyricularia oryzae), penyakit hawar pelepah (Rhizoctonia solani), dan penyakit bercak daun (Cercospora oryzae) pada tanaman padi. Dosis penggunaannya, yaitu 250-300 ml/ha.
Cara penyemprotannya dengan volume tinggi dan diaplikasikan dua kali pada saat padi bunting (40-45 HST) dan berbunga 70 persen (60-65 HST).
Pada tanaman bawang merah, Amistartop dapat mengatasi penyakit antraknosa (Colletotrichum sp.) dan bercak ungu atau Alternaria porri. Penyemprotan Amistartop dilakukan dengan dosis 0,5-1 ml/l pada volume tinggi. Pengaplikasiannya dilakukan selama 4 kali pada fase vegetatif dan 2 kali pada fase generatif (15-40 HST).
Pada tanaman cabai, Amistartop mampu mengatasi serangan penyakit antraknosa (Colletotrichum sp.) dan penyakit bercak daun (Cercospora capsici). Dosis penggunaannya yaitu 0,5-1 ml/l. Cara penyemprotannya yaitu dilakukan pertama kali sebelum terdapat gejala serangan penyakit. Kemudian, diulang setiap 7-14 hari sekali.
b. Filia 525 SE
Produk Filia mampu mengatasi penyakit blas (Pyricularia oryzae) pada tanaman padi. Cara pengaplikasiannya dengan penyemprotan volume tinggi selama 4 kali dalam satu musim tanam. Waktu pengaplikasian dilakukan pada umur 15, 30, 40, dan 60 hari setelah tanam (HST). Sementara dosis pengaplikasiannya yaitu 1,125 ml/l air.
Selain itu, Filia juga bisa mengatasi penyakit bercak ungu atau Alternaria porri pada tanaman bawang merah. Dosis pengaplikasian Filia yaitu 2 ml/l dengan cara penyemprotan volume tinggi. Pengaplikasian dilakukan selama 3 kali dalam satu musim tanam, pada saat bawang merah berumur 35-80 HST.
3. Kegunaan
Meski sama-sama tergolong fungisida, terdapat perbedaan Amistartop dan Filia dalam kegunaan atau fungsinya. Berikut ini fungsi dari masing-masing fungisida tersebut:
a. Amistartop
Fungsi utama dari fungisida Amistartop adalah mencegah serangan cendawan atau jamur yang hidup di bagian daun, akar, batang, bulir, dan buah. Selain itu, Amistartop juga dapat berperan sebagai Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dan menguatkan batang tanaman.
Pada tanaman padi, Amistartop dapat memanjangkan malai padi dan pengisian bulir, sehingga dapat meningkatkan bobot padi.
b. Filia 525 SE
Fungsi utama dari fungisida Filia 525 SE, yaitu mengatasi penyakit blas dan jamur penyebab penyakit lainnya pada tanaman padi. Filia juga berfungsi untuk menguatkan batang tanaman, memberi warna yang lebih hijau pada daun, dan meningkatkan kuantitas hasil panen.
4. Keunggulan
Adapun keunggulan dari masing-masing jenis fungisida, yaitu:
a. Amistartop
Keunggulan dari penggunaan fungisida Amistartop, antara lain meningkatkan bobot gabah, bobot umbi, dan bobot buah. Pada tanaman padi, Amistartop bisa membantu proses pengisian bulir dari pangkal sampai ke ujung, secara maksimal. Spektrum pengendalian penyakit juga sangat luas dan tidak mudah tercuci air hujan.
b. Filia 525 SE
Keunggulan dari fungisida Filia, antara lain mampu meningkatkan hasil panen, membuat batang menjadi lebih kokoh, meningkatkan kualitas umbi, menghijaukan daun, dan penggunaan yang ekonomis, sehingga menghemat biaya produksi.
Petunjuk Keamanan Penggunaan Fungisida Amistartop dan Filia
Sebelum mengaplikasikan fungisida Amistartop dan Filia, kamu perlu memperhatikan petunjuk keamanannya. Hal ini bertujuan untuk melindungi diri dari resiko kesehatan yang mungkin terjadi. Kamu harus menggunakan sarung tangan karet, pelindung wajah, pakaian berlengan panjang, celana panjang, dan sepatu boot.
Pada saat pengaplikasian, jangan menyemprotkan fungisida melawan arah angin. Selanjutnya, kamu perlu mencuci dan membersihkan semua peralatan dan pakaian pelindung setelah menggunakannya. Pastikan kamu juga mencuci tangan atau kulit yang terkena produk ini dengan sabun dan air bersih.
Beberapa hal yang tidak boleh kamu lakukan adalah mengotori saluran air dengan sisa produk. Kamu juga tidak boleh memasuki area budidaya yang baru saja disemprot sampai butiran semprotnya mengering. Simpan Amistartop dan Filia pada kemasan asli dan tempatkan di tempat yang sejuk, terkunci, dan bebas dari jangkauan anak-anak.
Jauhkan produk ini dari bahan makanan maupun api. Apabila produk sudah habis, kamu bisa membuang wadahnya dengan cara mengubur setidaknya 0,5 meter di dalam tanah yang jauh dari sumber air.
Sudah Tahu Perbedaan Amistartop dan Filia?
Demikian ulasan tentang perbedaan dari fungisida Amistartop dan Filia. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan bagi kamu untuk mengatasi serangan cendawan pada tanaman. Dengan begitu, kamu bisa menjaga kualitas tanaman untuk mendapatkan hasil panen yang optimal.
Fungisida ini juga bisa kamu beli atau pesan secara online. Namun, pastikan beli di toko pertanian online terpercaya dengan melihat testimoni pembeli sebelumnya.